Penyiar Favorit

VOA INDONESIA

Karlina Amkas




Pendidikan:
MA, Journalism Studies, Cardiff University, Wales



Pengalaman Kerja:
Sebelum bergabung dengan VOA, Karlina menjabat redaktur luar negeri dan halaman khusus pada Harian "Pos Kota," tempatnya berkarir sejak Juni 1986. Ia juga menjadi dosen di tiga universitas swasta di Jakarta.






Supriyono



Pendidikan:
Sarjana, Administrasi Negara, Fisipol Universitas Gajah Mada

Pengalaman Kerja:
Supriyono bergabung di VOA sejak tahun 2004. Karir jurnalistik Supriyono berawal di Jakarta ketika ia bekerja untuk majalah “Tiras,” yang sebelumnya bernama “Editor.” Di sana, ia bekerja selama empat tahun sampai majalah itu gulung tikar pada tahun 1998 dan Supri pun pindah ke tabloid "Detak". Berikutnya, Supriyono hijrah ke Amerika, dan berlaku sebagai koresponden lepas majalah "Tempo" dan Detik.com di New York. Supri kini mengasuh segmen "Email Anda" dalam Salam VOA, yang disiarkan JTV.




Radio Nederland Wereldomroep Siaran Indonesia

Eka Tandjung




Eka Tanjung, lahir di Tanjungpandan Babel 1967, lalu pindah-pindah ke Sumberlawang Sragen, Madiun, Bogor, Cianjur dan akhirnya kandas di Utrecht, Belanda Tengah sejak akhir 1985 sampai sekarang.

Masuk Ranesi lewat pintu samping tahun 1997, karena awalnya diterima untuk kerja administrasi, korespondensi pendengar dan dokumentasi. Setahun kemudian jadi tergiur melamar ke bagian penyiaran dan ditugasi membawakan Warta Berita, lalu bergabung dengan tim Gema Warta.

Sejak itu roda karir terus bergelinding merambat ke ruang lain seperti Ulasan Pers, Catatan Olah Raga dan ke dapur musik Europarade. Bersama Alfons Lasedu sempat menggarap acara interaktif Dialog Mondial. Sejak November 2005, Eka mendampingi Juliani Wahjana menukangi KAMERA, acara seru yang menyorot kehidupan Kawula Muda di ERopA.




Nina Nanlohy




Kau......Ambonku

Kau …. Negeriku

Indah rupamu

Engkau milikku

Di sana… Ambon …. Di sana …..

Begitulah kata-kata dari nyanyian tentang Ambon (Maluku) yang masih terngiang di telinga Nina Nanlohy, ketika meninggalkan Ambon negeri tercinta hampir delapan belas tahun yang lalu mengikuti Toon Nanlohy. Itulah nama suaminya yang juga orang Ambon. Ketika pertama kali menginjak kaki di Negeri Kincir Angin ini, Nina harus banyak belajar dengan situasi yang serba baru. Akhirnya ingin juga mencari pengalaman bagaimana bekerja dengan orang asing. Pertama kali bekerja sebagai tenaga lepas pada ABN Bank kemudian pindah lagi ke Philips.

Akhirnya melalui ibu Indra Titus Nina mendapat informasi bahwa Radio Nederland Seksi Indonesia memerlukan tenaga pada bagian sekretariat untuk pendataan. Pekerjaan utama ialah menerima, memilah, membaca serta membagi surat-surat dan e-mail kepada pengasuh acara masing-masing lalu kemudian memasukkannya ke dalam daftar langganan pada komputer ( PIMS, itulah namanya ), untuk selanjutnya diproses karena pendengar akan mendapatkan secara cuma-cuma buletin Ranesi 2x dalam setahun.

Nina mulai bekerja di Ranesi pada tanggal 20-01-1992. Tidak terasa, dua belas setengah tahun sudah bekerja di Ranesi berarti juga sudah sekian lama beke

0 komentar:

Posting Komentar

Tuliskan Komentar Anda !