KONTROVERSI SOAL TAYANGAN "BANCI" DI TELEVISI

Setelah menyaksikan talkshow "DEBAT" di TV One sore tadi yang mengangkat tema yang menyoal kontroversi tayangan berbau "banci" di televisi nasional, akhirnya saya terinspirasi untuk menulis artikel ini. Sebenarnya sebelum Ramadhan kali ini, KPI dan MUI sempat mengeluarkan pernyataan mengejutkan yang melarang adanya tayangan yang berbau kebanci-bancian di program program acara pertelevisian kita. Maraknya acara televisi akhir-akhir ini yang menggunakan gaya kebanci-bancian cukup membuat gerah Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Menurut pernyataan dari kedua lembaga tersebut, adegan seorang laki-laki meniru perilaku laki-laki dikhawatirkan menimbulkan pengaruh negatif anak-anak. Agaknya isu ini mencuat setelah adanya peristiwa pembunuhan massal yang dilakukan oleh Ryan, yang notabene dapat dikatakan seorang "banci" karena mempunyai orientasi seksual yang menyimpang. Hal ini tentunya dapat menjadi pelajaran bagi kita bagaimana caranya untuk mengawasi perilaku anak semenjak dini. Sebenarnya apa sih yang salah dan yang patut disalahkan dari kasus ini ?.

Menurut pendapat saya sih yang pertama patut di salahkan adalah : MEDIA PERTELEVISIAN KITA. Kenapa ?. Sebenarnya tayangan hiburan berbau kebanci-bancian di belahan dunia manapun tidaklah aneh. Di dunia entertainment sosok sosok seperti itu menjadi bumbu tersendiri bagi dunia entertainment dalam kaitannya menghibur para pemirsanya. BANCI JUGA MANUSIA KHAN?. Namun yang saya lihat di pertelevisian kita sosok kebanci bancian ini sudah melewati ambang batas. Sosok sosok banci dapat kita saksikan sepanjang hari di berbagai program televisi mulai dari acara talkshow , pembawa acara, sampai tayangan sinetron dan film. Di tambah lagi lawakan lawakan serta ide cerita yang menyertainya pun terkesan garing dan tidak kreatif. Contohnya saja suatu frame dalam beberapa sinetron yang menceritakan penyamaran seorang laki-laki menjadi perempuan karena untuk suatu tujuan. Bahkan sinetron yang saat ini lagi booming boomingnya " Cinta SMA", berani memasang aktor utamanya yaitu BAIM menjadi sosok yang tidak layak dicontoh oleh anak anak indonesia manapun. Bagaimana tidak, seorang anak laki laki yang lucu, ganteng , dan imut, tiba tiba disulap menjadi anak perempuan yang berkerudung pink yang centil.

Menurut pendapat saya, pelarangan tentang tayangan kebanci bancian di televisi oleh KPI dan MUI hanya di anggap sebagai angin lalu. Sebenarnya tak hanya perilaku kebanci bancian saja yang menjadi persoalan di dunia pertelevisian kita. Dari adegan kekerasan , sampai pornografi sudah menjadi hal yang lumrah di dunia pertelevisian kita. Selama pelaku media masih mengenyimpangkan sisi edukatif dari suatu tayangan dengan sisi materialistis, tayangan bermutu yang kita harapkan selama ini hanya menjadi isapan jempol belaka. Hal apalagi kalau bukan keuntungan / profit yang tinggi yang di idam idamkan oleh pelaku pertelevisian kita.




0 komentar:

Posting Komentar

Tuliskan Komentar Anda !